Abdul Malik Fadjar, Tokoh di Balik Hari Buku Nasional

Abdul Malik Fadjar. (Foto: Net)

Kalimantanesia – Sejarah Hari Buku Nasional ditetapkan berdasarkan berdirinya Perpustakaan Nasional pada 17 Mei 1980.

Kendati, sebetulnya Hari Buku Nasional dicetuskan Menteri Pendidikan di masa Presiden Megawati. Yakni Abdul Malik Fadjar.

Ia lahir di Yogyakarta, 22 Februari 1939. Anak keempat dari tujuh bersaudara. Ayahnya merupakan seorang guru dan dia kelak meneruskan profesi itu.

Ia bersekolah formal di Sekolah Rakyat (yang kini dikenal sebagai Sekolah Dasar) Negeri Pangenan Kertoyudan Magelang.

Selanjutnya ke Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP) Negeri Magelang. Ia bersekolah lagi di Pendidikan Guru Agama Atas (PGAA) Negeri Yogyakarta.

Di masa-masa sekolah itu, ia aktif di organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII). Kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan.

Pada tahun 1972, ia lulus dari Program Studi Pendidikan Kemasyarakatan Islam, IAIN Sunan Ampel Fakultas Tarbiyah Malang.

Lalu di tahun 1981, ia berhasil meraih gelar Master of Science dari Department of Educational Research, Florida State University, Amerika Serikat.

Hingga kini, dirinya dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Agama di masa pemerintahan Presiden BJ Habibie, Menteri Pendidikan di masa Megawati, dan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Indonesia.

Minat baca Indonesia yang minim, membuatnya kemudian mencetuskan Hari Pendidikan Nasional. Harapannya agar mengingatkan generasi penerus bangsa untuk mencintai buku dan mulai membaca.

Pada 7 September 2020, ia wafat di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan.

Abdul Malik Fadjar dikenal sebagai sosok yang gigih dalam bidang pendidikan. Ia juga berkontribusi besar dalam membangun sekolah-sekolah Muhammadiyah dan perpustakaan di Yogyakarta serta Magelang.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *